Minggu, 04 Mei 2014

NERACA PEMBAYARAN, ARUS MODAL ASING, DAN UTANG LUAR NEGERI INDONESIA



NERACA PEMBAYARAN, ARUS MODAL ASING, DAN UTANG LUAR NEGERI INDONESIA


Disusun oleh :
  • Eka Tara Dila
  • Nisrina Ufairoh
  • Silfia Desi
  • Yurry Andika Fajri






1.         NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Neraca Pembayaran Indonesia triwulan IV-2013 kembali mencatat surplus sebesar USD 4,4 miliar, setelah selama tiga triwulan terakhir mengalami defisit. Perbaikan NPI triwulan IV-2013 ditopang defisit transaksi berjalan yang menurun cukup tajam menjadi USD4,0 miliar (1,98% PDB), jauh lebih rendah dari defisit triwulan sebelumnya sebesar USD8,5 miliar (3,5% PDB) dan perkiraan awal Bank Indonesia. Surplus NPI triwulan IV-2013 ditopang juga oleh peningkatan surplus transaksi modal dan finansial yang mencapai USD 9,2 miliar, lebih besar dari surplus pada triwulan sebelumnya sebesar USD5,6 miliar. Surplus NPI triwulan IV-2013 pada gilirannya mendorong kenaikan cadangan devisa dari USD95,7 miliar pada triwulan III-2013 menjadi USD99,4 miliar pada desember 2013, atau setara 5,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Kinerja NPI triwulan IV-2013 yang kembali mencatat surplus tersebut tidak lepas dari kontribusi positif bauran kebijakan yang telah dilakukan BI bersama dengan pemerintah dalam menurunkan defisit transaksi berjalan dan memperkuat ketahanan sektor eksternal.
Dengan perkembangan triwulan IV-2013 tersebut maka NPI keseluruhan tahun 2013 mencatat defisit USD7,3 miliar setelah sebelumnya surplus USD0,2 miliar pada tahun 2012. Pada satu sisi, defisit NPI 2013 dipengaruhi melebarnya defisit transaksi berjalan menjadi USD28,5 miliar (3,26% PDB), lebih besar daripada defisit USD24,4 miliar (2,78% PDB) pada tahun 2012. Perkembangan ini dipengaruhi melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia dan turunnya harga komunitas global, yang kemudian yang berdampak pada penurunan ekspor indonesia yang banyak berbasis sumber daya alam. Defisit transaksi berjalan juga dipengaruhi belum kuatnya kapasitas produksi domestik dalam memenuhi kebutuhan bahan baku dan bahan modal serta kebijakan bauran energi nasional yang belum optimal, yang pada gilirannya mendorong masih besarnya impor, meskipun telah mencatat pertumbuhan negatif di 2013. Selain itu, neraca jasa dan neraca pendapatan yang masih mencatat defisit juga berpengaruh pada defisit transaksi berjalan. Pada sisi lain, defisit NPI 2013 juga berasal dari berkurangnya surplus transaksi modal dan finansial dari sebelumnya USD24,9 miliar pada 2012 menjadi USD 22,7 miliar pada tahun 2013. Penurunan transaksi modal dan finansial terutama terjadi pada triwulan II dan triwulan III 2013, selain dipengaruhi turunnya modal masuk ke indonesia yang dipicu oleh meningkatnya ketidakpastian dipasar keuangan global terkait rencana pengurangan stimulus moneter AS (tapering off) juga dipengaruhi persepsi negatif investor asing terhadap inflasi yang sempat meningkat dan defisit transaksi berjalan yang melebar.

                                      Grafik neraca pembayaran Indonesia :
                                                   NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
2013


2.         ARUS MODAL ASING DI INDONESIA
Bank Indonesia (BI) mencatat, sepanjang kuartal I-2014 total dana asing yang masuk ke Indonesia telah mencapai USD5,7 miliar atau sekitar Rp64,4 triliun. Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu. sebanyak USD1,2 miliar telah masuk ke pasar saham, sementara yang masuk ke Surat Berharga Negara (SBN) sebesar USD1,4 miliar. Berdasarkan negara asal investasi, negara asean masih menjadi investor terbesar, disusul jepang, dan korea selatan. Besarnya potensi pasar domestik dan tren meningkatnya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat indonesia menjadi daya tarik investor untuk berinvestasi di indonesia.
                                         Grafik negara asal investor sepanjang 2012 dan 2013

3.          UTANG LUAR NEGERI INDONESIA
Utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2014 tercatat sebesar USD272,1 miliar, atau tumbuh 7,4% (yoy) dibandingkan dengan posisi di bulan yang sama pada tahun 2013. Posisi ULN pada Februari 2014 terdiri dari ULN sektor publik sebesar USD129,0 miliar dan ULN sektor swasta USD143,1 miliar. Dengan perkembangan ini, pertumbuhan ULN pada Februari 2014 tercatat sedikit meningkat bila dibandingkan dengan pertumbuhan Januari 2014 sebesar 7,2% (yoy). Peningkatan pertumbuhan ULN pada Februari 2014 terutama dipengaruhi kenaikan posisi ULN sektor publik, sedangkan pertumbuhan ULN sektor swasta melambat. ULN sektor publik tumbuh sebesar 3,2% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 1,9% (yoy). Sementara itu, posisi ULN sektor swasta tumbuh 11,6% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,5% (yoy). Jika dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya, pertumbuhan ULN di kedua sektor ini memiliki tingkat pertumbuhan yang sama, yaitu sebesar 0,9%.
Perlambatan pertumbuhan ULN swasta pada Februari 2014 tidak terlepas dari perkembangan ULN di beberapa sektor utama yakni sektor pertambangan dan penggalian serta sektor industri. Pertumbuhan ULN pada sektor pertambangan dan penggalian serta sektor industri pengolahan masing-masing tercatat 15,9% (yoy) dan 7,7% (yoy), melambat dari pertumbuhan bulan sebelumnya masing-masing 20,5% (yoy) dan 12,4% (yoy). ULN sektor listrik, gas, dan air bersih juga masih mengalami kontraksi sebesar 1,0% (yoy). Sementara itu, ULN pada sektor keuangan serta sektor pengangkutan dan komunikasi mencatat kenaikan pertumbuhan masing-masing dari 11,4% (yoy) dan 5,5% (yoy) pada Januari 2014 menjadi 13,7% (yoy) dan 6,4% (yoy).
Berdasarkan jangka waktu, kenaikan pertumbuhan ULN terutama terjadi pada ULN jangka panjang. ULN berjangka panjang pada Februari 2014 tumbuh 9,2% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan Januari 2014 sebesar 7,6% (yoy). Sementara itu, ULN berjangka pendek terkontraksi 0,5% (yoy) dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,5% (yoy). Pada Februari 2014, ULN berjangka panjang tercatat sebesar USD227,0 miliar, atau mencapai 83,4% dari total ULN. Dari jumlah tersebut, ULN berjangka panjang sektor publik mencapai USD124,2 miliar (96,2% dari total ULN sektor publik), sementara ULN berjangka panjang sektor swasta tercatat USD102,9 miliar (71,9% dari total ULN swasta).
Tabel posisi utang luar negeri menurut kelompok peminjam
 
Tabel pososi utang luar negeri menurut sektor ekonomi
  
 Penggunaan dana asing di indonesia
Pada tahun 2013 dana asing di indonesia terkonsentrasi pada sektor pertambangan (16,8%), industri alat angkutan dan transportasi lainnya (13%), serta industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik (11,6%). Sedangkan untuk kuartal IV-2013 sektor manufaktur, perikanan, kehutanan, dan pertanian serta konstruksi mendominasi.
                     grafik penggunaan dana asing dari segi sektoral padatriwulan IV-2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar