NERACA PEMBAYARAN, ARUS MODAL ASING,
DAN UTANG LUAR NEGERI INDONESIA
- Eka Tara Dila
- Nisrina Ufairoh
- Silfia Desi
- Yurry Andika Fajri
Neraca Pembayaran Indonesia
triwulan IV-2013 kembali mencatat surplus sebesar USD 4,4 miliar, setelah
selama tiga triwulan terakhir mengalami defisit. Perbaikan NPI triwulan IV-2013
ditopang defisit transaksi berjalan yang menurun cukup tajam menjadi USD4,0
miliar (1,98% PDB), jauh lebih rendah dari defisit triwulan sebelumnya sebesar
USD8,5 miliar (3,5% PDB) dan perkiraan awal Bank Indonesia. Surplus NPI
triwulan IV-2013 ditopang juga oleh peningkatan surplus transaksi modal dan
finansial yang mencapai USD 9,2 miliar, lebih besar dari surplus pada triwulan
sebelumnya sebesar USD5,6 miliar. Surplus NPI triwulan IV-2013 pada gilirannya
mendorong kenaikan cadangan devisa dari USD95,7 miliar pada triwulan III-2013
menjadi USD99,4 miliar pada desember 2013, atau setara 5,5 bulan impor dan
pembayaran utang luar negeri pemerintah. Kinerja NPI triwulan IV-2013 yang
kembali mencatat surplus tersebut tidak lepas dari kontribusi positif bauran
kebijakan yang telah dilakukan BI bersama dengan pemerintah dalam menurunkan
defisit transaksi berjalan dan memperkuat ketahanan sektor eksternal.
Dengan perkembangan triwulan
IV-2013 tersebut maka NPI keseluruhan tahun 2013 mencatat defisit USD7,3 miliar
setelah sebelumnya surplus USD0,2 miliar pada tahun 2012. Pada satu sisi,
defisit NPI 2013 dipengaruhi melebarnya defisit transaksi berjalan menjadi
USD28,5 miliar (3,26% PDB), lebih besar daripada defisit USD24,4 miliar (2,78%
PDB) pada tahun 2012. Perkembangan ini dipengaruhi melambatnya pertumbuhan
ekonomi dunia dan turunnya harga komunitas global, yang kemudian yang berdampak
pada penurunan ekspor indonesia yang banyak berbasis sumber daya alam. Defisit
transaksi berjalan juga dipengaruhi belum kuatnya kapasitas produksi domestik
dalam memenuhi kebutuhan bahan baku dan bahan modal serta kebijakan bauran
energi nasional yang belum optimal, yang pada gilirannya mendorong masih
besarnya impor, meskipun telah mencatat pertumbuhan negatif di 2013. Selain
itu, neraca jasa dan neraca pendapatan yang masih mencatat defisit juga
berpengaruh pada defisit transaksi berjalan. Pada sisi lain, defisit NPI 2013 juga
berasal dari berkurangnya surplus transaksi modal dan finansial dari sebelumnya
USD24,9 miliar pada 2012 menjadi USD 22,7 miliar pada tahun 2013. Penurunan
transaksi modal dan finansial terutama terjadi pada triwulan II dan triwulan
III 2013, selain dipengaruhi turunnya modal masuk ke indonesia yang dipicu oleh
meningkatnya ketidakpastian dipasar keuangan global terkait rencana pengurangan
stimulus moneter AS (tapering off) juga dipengaruhi persepsi negatif investor
asing terhadap inflasi yang sempat meningkat dan defisit transaksi berjalan
yang melebar.
Grafik neraca pembayaran Indonesia :
2013
2.
ARUS MODAL ASING DI INDONESIA
Bank Indonesia (BI)
mencatat, sepanjang kuartal I-2014 total dana asing yang masuk ke Indonesia
telah mencapai USD5,7 miliar atau sekitar Rp64,4 triliun. Angka tersebut lebih
tinggi bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu. sebanyak USD1,2 miliar
telah masuk ke pasar saham, sementara yang masuk ke Surat Berharga Negara (SBN)
sebesar USD1,4 miliar. Berdasarkan negara asal investasi, negara asean masih
menjadi investor terbesar, disusul jepang, dan korea selatan. Besarnya potensi
pasar domestik dan tren meningkatnya pendapatan perkapita dan daya beli
masyarakat indonesia menjadi daya tarik investor untuk berinvestasi di
indonesia.
Grafik negara asal investor sepanjang 2012 dan 2013
3.
UTANG
LUAR NEGERI INDONESIA
Utang luar
negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2014 tercatat sebesar USD272,1 miliar,
atau tumbuh 7,4% (yoy) dibandingkan dengan posisi di bulan yang sama pada tahun
2013. Posisi ULN pada Februari 2014 terdiri dari ULN sektor publik sebesar
USD129,0 miliar dan ULN sektor swasta USD143,1 miliar. Dengan perkembangan ini,
pertumbuhan ULN pada Februari 2014 tercatat sedikit meningkat bila dibandingkan
dengan pertumbuhan Januari 2014 sebesar 7,2% (yoy). Peningkatan pertumbuhan ULN
pada Februari 2014 terutama dipengaruhi kenaikan posisi ULN sektor publik,
sedangkan pertumbuhan ULN sektor swasta melambat. ULN sektor publik tumbuh
sebesar 3,2% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 1,9%
(yoy). Sementara itu, posisi ULN sektor swasta tumbuh 11,6% (yoy), melambat
dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,5% (yoy). Jika
dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya, pertumbuhan ULN di kedua sektor
ini memiliki tingkat pertumbuhan yang sama, yaitu sebesar 0,9%.
Perlambatan
pertumbuhan ULN swasta pada Februari 2014 tidak terlepas dari perkembangan ULN
di beberapa sektor utama yakni sektor pertambangan dan penggalian serta sektor
industri. Pertumbuhan ULN pada sektor pertambangan dan penggalian serta sektor
industri pengolahan masing-masing tercatat 15,9% (yoy) dan 7,7% (yoy), melambat
dari pertumbuhan bulan sebelumnya masing-masing 20,5% (yoy) dan 12,4% (yoy).
ULN sektor listrik, gas, dan air bersih juga masih mengalami kontraksi sebesar
1,0% (yoy). Sementara itu, ULN pada sektor keuangan serta sektor pengangkutan
dan komunikasi mencatat kenaikan pertumbuhan masing-masing dari 11,4% (yoy) dan
5,5% (yoy) pada Januari 2014 menjadi 13,7% (yoy) dan 6,4% (yoy).
Berdasarkan
jangka waktu, kenaikan pertumbuhan ULN terutama terjadi pada ULN jangka
panjang. ULN berjangka panjang pada Februari 2014 tumbuh 9,2% (yoy), lebih
tinggi dari pertumbuhan bulan Januari 2014 sebesar 7,6% (yoy). Sementara itu,
ULN berjangka pendek terkontraksi 0,5% (yoy) dibandingkan dengan pertumbuhan
bulan sebelumnya sebesar 5,5% (yoy). Pada Februari 2014, ULN berjangka panjang
tercatat sebesar USD227,0 miliar, atau mencapai 83,4% dari total ULN. Dari
jumlah tersebut, ULN berjangka panjang sektor publik mencapai USD124,2 miliar
(96,2% dari total ULN sektor publik), sementara ULN berjangka panjang sektor
swasta tercatat USD102,9 miliar (71,9% dari total ULN swasta).
Tabel
posisi utang luar negeri menurut kelompok peminjam
Tabel pososi utang luar negeri menurut sektor ekonomi
Penggunaan dana asing di indonesia
Pada tahun 2013 dana asing di
indonesia terkonsentrasi pada sektor pertambangan (16,8%), industri alat
angkutan dan transportasi lainnya (13%), serta industri logam dasar, barang
logam, mesin dan elektronik (11,6%). Sedangkan untuk kuartal IV-2013 sektor
manufaktur, perikanan, kehutanan, dan pertanian serta konstruksi mendominasi.
grafik penggunaan dana asing dari segi sektoral padatriwulan IV-2013
Referensi :
http://www.bi.go.id/en/statistik/utang-luar-negeri/Default.aspx http://www.bi.go.id/id/publikasi/neraca-pembayaran/Pages/NPI-Triwulan-4-2013.aspx
http://www.infobanknews.com/2014/04/kuartal-i-2014-dana-asing-masuk-ke-indonesia-rp644-triliun/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar